Hidangan khas lebaran pada umumnya berupa
makanan yang lezat, gurih, dan manis. Hidangan yang semacam ini tentu banyak
mengandung protein, lemak, dan gula. Menu khas yang biasanya muncul setiap
lebaran adalah ketupat lengkap dengan opor ayamnya, sambal goreng hati,
rendang, tidak ketinggalan pula berbagai jenis kue-kue kering serta minuman
yang berasa manis.
Aneka macam
hidangan lebaran tersebut tentunya terasa amat lezat apalagi setelah kita
berpuasa. Tetapi janganlah itu kita jadikan sebagai ajang untuk “balas dendam”
dengan menyantap habis-habisan makanan tersebut. Apabila kita lepas kontrol
tentunya akan membawa dampak yang tidak baik bagi tubuh kita di antaranya:
kegemukan, tekanan darah tinggi dan naiknya kadar kolesterol dalam darah.
Setelah organ
pencernaan kita diistirahatkan selama 30 hari, tubuh memerlukan waktu
penyesuaian kembali. Proses adaptasi ini tentu harus dilakukan secara bertahap
dengan secara berangsur-angsur mengubah pola dan porsi makan. Porsi makan yang
terlalu banyak dan mendadak akan berefek buruk bagi tubuh. Selain dapat membuat
tubuh menjadi cepat melar, perubahan porsi yang banyak dan mendadak tersebut
ternyata juga dapat mengakibatkan diare karena timbulnya luka pada saluran
pencernaan.
Pengaturan pola
makan kita amat penting peranannya dalam rangka mencegah naiknya kembali bobot
tubuh secara drastis. Setelah berpuasa biasanya perut sudah terbiasa dengan
porsi makan yang kecil. Sebaiknya untuk adaptasi kita atur pola makan kita dari
yang tadinya 3 x 1 porsi sehari menjadi 6 x 1/2 porsi sehari karena
bagaimanapun yang terbaik adalah makan dalam jumlah yang sedikit tetapi dengan
intensitas yang sering supaya lambung kita tidak kaget karena adanya perubahan
yang mendadak.
Awas
Berbagai Kue
Naiknya kembali berat badan setelah sempat turun di bulan puasa merupakan peristiwa umum yang sering dialami. Bahkan kadang-kadang berat badan kita menjadi lebih tinggi dibandingkan pada saat sebelum puasa. Hal ini wajar saja karena jenis makanan yang kita santap pasca puasa adalah makanan yang manis-manis yang otomatis tinggi kandungan gulanya.
Naiknya kembali berat badan setelah sempat turun di bulan puasa merupakan peristiwa umum yang sering dialami. Bahkan kadang-kadang berat badan kita menjadi lebih tinggi dibandingkan pada saat sebelum puasa. Hal ini wajar saja karena jenis makanan yang kita santap pasca puasa adalah makanan yang manis-manis yang otomatis tinggi kandungan gulanya.
Jika kalori yang
masuk ke tubuh kita tidak seimbang dengan yang dikeluarkan maka ujung-ujungnya
gula yang terkandung pada makanan tersebut di dalam tubuh akan dikonversi
menjadi lemak yang tersimpan dalam tubuh kita. Supaya berat badan kita tidak
naik kembali dan kelangsingan tubuh tetap terpelihara diperlukan upaya keras
dari kita untuk menahan segala macam godaan dari berbagai kue yang beraneka
bentuk, warna, dan rasanya.
Dampak lain yang
ditimbulkan akibat pola makan berlebihan saat lebaran adalah banyaknya orang
yang mengalami kekurangan asupan vitamin. Vitamin diperlukan oleh tubuh untuk
mengatur serta melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Gejala yang tampak
akibat kurang vitamin ini adalah selaput lendir mulut yang cenderung
pecah-pecah dan kadang-kadang sampai terjadi gusi berdarah. Di samping itu
makanan dengan kandungan lemak yang tinggi serta kurangnya aktivitas fisik juga
sering menimbulkan keluhan sembelit.
Jika ditelusuri,
keluhan-keluhan tersebut berasal dari kurangnya jumlah asupan vitamin dan serat
makanan ke dalam tubuh kita. Sumber terbaik dari vitamin dan serat alami adalah
buah-buahan dan sayuran. Kedua macam bahan makanan inilah yang sering terlupa
untuk dikonsumsi pada saat lebaran. Tidak hanya itu saja, pada saat sekitar
lebaran biasanya makanan yang kita konsumsi adalah makanan yang berulang kali
dihangatkan sebelum dihidangkan. Adanya proses pemanasan yang berkali-kali
tentu akan berakibat pada rusaknya zat-zat gizi yang terkandung pada makanan
tersebut termasuk juga vitamin.
Air
Jeruk
Salah satu solusi untuk mengatasi gejala kekurangan vitamin ini adalah dengan membuat variasi pada menu lebaran yang kita hidangkan. Tidak ada salahnya jika kita mulai menyiapkan gado-gado/pecel ataupun lalapan sayur sebagai pendamping dari hidangan-hidangan tradisional khas lebaran tersebut. Juga jangan lupa untuk menyediakan buah-buahan segar sebagai pencuci mulut di saat lebaran sebagai pengganti cake/kue lain. Kita dapat pula mengganti minuman-minuman manis yang biasanya berasal dari sirup pabrikan (tentu mengandung bahan tambahan seperti zat pengawet dan pemanis buatan) dengan sari buah buatan sendiri. Tidak perlu harus mahal, cukup hidangkan air perasan jeruk baik hangat maupun dingin. Hal ini tentu akan memberikan nuansa lain di hari lebaran kita selain juga lebih segar, alami dan bergizi.
Salah satu solusi untuk mengatasi gejala kekurangan vitamin ini adalah dengan membuat variasi pada menu lebaran yang kita hidangkan. Tidak ada salahnya jika kita mulai menyiapkan gado-gado/pecel ataupun lalapan sayur sebagai pendamping dari hidangan-hidangan tradisional khas lebaran tersebut. Juga jangan lupa untuk menyediakan buah-buahan segar sebagai pencuci mulut di saat lebaran sebagai pengganti cake/kue lain. Kita dapat pula mengganti minuman-minuman manis yang biasanya berasal dari sirup pabrikan (tentu mengandung bahan tambahan seperti zat pengawet dan pemanis buatan) dengan sari buah buatan sendiri. Tidak perlu harus mahal, cukup hidangkan air perasan jeruk baik hangat maupun dingin. Hal ini tentu akan memberikan nuansa lain di hari lebaran kita selain juga lebih segar, alami dan bergizi.
Pendek kata,
tidak ada manfaatnya menjadi kalap saat lebaran tiba dengan menyantap semua
hidangan yang ada. Sesuaikanlah porsi dan pola makan kita secara bertahap dan
jangan lupa pula untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan serat yang akan membantu
membuat tubuh menjadi lebih bugar dan langsing terjaga.
[MPU]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !